Pandang Wajah Kedua Orangtua
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Biasakan luangkan waktu sekejap pandang wajah kedua orangtua, wajah
pasangan hidupnya, anak-anaknya; seraya terus bersyukur kepada Alloh. Niscaya
rizeki berdatangan dari arah yang tidak disangka-sangka.”
قال الشيخ لفاف خن:
"أَوْسِعِ الْفَرَاغَ سَاعَةً
وَانْظُرْ وَجْهَ وَالِدَيْكَ وَوَجْهَ زَوْجِهِمَا وَأَوْلَادَهُمَا مَعَ
الشُّكْرِ إِلَى اللهِ. فَتُرْزَقُ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ."
Kebencian Sebagai Bukti
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Kebencian
seseorang kepada orang lain. Sudah menjadi bukti seperti apa sebenarnya akhlak
yang ada pada dirinya.”
قال الشيخ لفاف خن:
"بُغْضُ مَنْ إِلَى الْأَخَرِ
يَصِيْرُ الْأَيَةَ كَمَا أَخْلَاقُهُ فِي نَفْسِهِ."
Menjadi Awam
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Sewaktu
seseorang meninggalkan tradisi muthola'ah. Itulah waktu seseorang memutuskan
untuk menjadi orang awam.”
قال الشيخ لفاف خن:
"إِنْ تَرَكَ مَنْ عَادَةَ
الْمُطَالَعَة, فَمُنْذُ ذَالِكَ يَخْتَارُ لِيَصِيْرَ الْعَوَّامَ."
Memandang Wajah Pembenci
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Pandangi wajah orang yang membenci kita. Seraya
terus bersyukur kepada Alloh. Hati kita diam-diam berkata, "Alhamdulillah
bukan saya yang membenci". Lalu, beri dia kelapangan dada [al-'afwu].
Niscaya Alloh mengaruniakan ilmu hikmah dari arah yang tidak disangka.”
قال الشيخ لفاف خن:
"أُنْظُرْ إِلَى وَجْهِ مَنْ يَبْغَضُنَا
مَعَ الشُّكْرِ إِلَى اللهِ ثُمَّ تَقُوْلُ قُلُوْبُنَا سِرِّيًّا: أَلْحَمْدُ
لِلَّهِ, لَيْسَ بِي مِنَ الْبَاغِضِ. ثُمَّ أتِهِ الْعَفْوَ. فَيَرْزُقُ اللهُ
لَكَ عِلْمَ الْحِكْمَةِ مِنْ حَيْثُ لَا تَحْتَسِبُ."
Balas Keburukan dengan Kebaikan
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Keburukan jangan dibalas dengan keburukan. Islam
mengajarkan balas keburukan dengan kebaikan. Marah boleh. Tapi anarkis
menunjukkan rendahnya akhlak seseorang. Akhlak seseorang sudah menjadi cukup
bukti karakter seseorang.”
قال الشيخ لفاف خن:
"السَّيِّءُ لَا يُرَدُّ بِسَيِّءٍ.
الْإِسْلَامُ يُعَلِّمُ رَدَّ السَّيِّءِ بِالْحَسَنَةِ. وَالْغَضَبُ يُجَازُ,
وَلَكِنَّ فَقْدَانَ يَدُلُّ ذَلِيْلَ الْأَخْلَاقِ. أَخْلَاقُ مَنْ كَفَى
دَلِيْلًا عَنْ صِفَتِهِ."
Min Jumlati Ashfiya`illah
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Apabila ditakdirkan bertemu seseorang. Setelah
dipandangi wajahnya. Lalu, kita ingat mati. Lalu, kita segera ingin belajar
ilmu agama. Lalu, kita ingin berbuat baik. Lalu, ingat keburukannya. Lalu, kita
ingat Alloh. Berarti orang yang habis bertemu dengan kita itu adalah min
jumlatil-ashfiyâ'illâh.”
قال الشيخ لفاف خن:
"إِذَا قُدِرْنَا لِقَاءَ الْمَرْءِ,
وَنَظَرْنَا إِلَى وَجْهِهِ, ثُمَّ نَذْكُرُ الْمَوْتَ وَ نُرِيْدُ أَنْ
نَتَعَلَّمَ عِلْمَ الدِّيْنِ وَنُرِيْدُ عَمَلَ الصَّالِحَاتِ وَنَذْكُرُ
سَيِّئَتِنَا ثُمَّ نَذْكُرُ اللهَ, فَهُوَ الَّذِي لَقَى بِنَا مِنْ جُمْلَةِ
أَصْفِيَاءِ اللهِ."
Energi Cinta Alloh & RosulNYA
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Mencintai
seseorang merusak iman dan keyakinan kepada Alloh. Namun, melimpah-ruahkan
kasih-sayang terhadap sesama melahirkan banyak energi cinta dari Alloh dan
rosulNYA.”
قال الشيخ لفاف خن:
"حُبُّ الْمَرْءِ يَهْلِكُ
الْإِيْمَانَ وَالْيَقِيْنَ إِلَى اللهِ. وَلَكِنَّ الْإِكْثَارَ مِنَ الرَّحْمَةِ
بِالْأَخَرِ يَلِدُ كَثِيْرَ نَشَاطِ الْحُبِّ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ."
Kemudahan yang Menghancurkan
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Jangan
buat dirimu terlena oleh banyaknya kemudahan. Sesuatu yang mudah justru banyak
menghancurkan orang-orang besar yang tidak mau mengendalikan diri sendiri.”
قال الشيخ لفاف خن:
"لَا تَجْعَلْ نَفْسَكَ مُتَغَافِلًا
بِكَثِيْرِ الْيُسْرِ. كَلُّ يُسْرٍ يَهْلِكُ الْكُبَرَاءَ الَّذِيْنَ لَا
يُرِيْدُوْانَ أَنْ يَمْسَكُوْا نَفْسَهُمْ."
Terbebani Pikiran Sendiri
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Ketika
manusia muncul banyak keinginan di dalam hatinya. Ketika itu pula ia terbebani oleh
pikiran sendiri.”
قال الشيخ لفاف خن:
"إِذَا ظَهَرَ فِي قَلْبِ الْمَرْءِ
كَثِيْرُ الْإِرَادَةِ, فَمُنْذُ ذَالِكَ يُحَمَّلُ بِفِكْرِهِ."
Cara Alloh Meninggikan Derajat HambaNYA
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Banyak
cara Alloh meninggikan derajat para hamba di muka bumi ini. Hingga hamba-hamba
itu dicintai olehNYA. Namun, banyak manusia membuat cara sendiri untuk mengingkari
Alloh semata karena menuruti hawa nafsunya.”
قال الشيخ لفاف خن:
"يَرْفَعُ اللهُ دَرَجَاتِ
الْعِبَادِ فِي الْأَرْضِ بِكَيْفِيَّةٍ كَثِيْرَةٍ حَتَّى يُحَبُّوْا لَهُ.
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ يَجْعَلُ الْكَيْفِيَّةَ الْأَخَرَ لِيَكْفُرَ اللهَ لِأَنَّهُ
يَتَّبِعُ هَوَاهُ."
Ganti Kebencian dengan Rasa Syukur
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Sewaktu
rasa benci menyeruak ke dalam hati. Kemudian, dalem sekejap mau menggantinya
dengan rasa syukur kepada Alloh. Seketika itu ia dikaruniai ilmu hikmah dan
rizeki yang agung.”
قال الشيخ لفاف خن:
"إِذَا مَلَأَ الْبُغْضُ فِى
الْقَلْبِ, ثُمَّ يُرِيْدُ صَاحِبُهُ أَنْ يَنُوْبَهُ بِالشُّكْرِ إِلَى اللهِ,
فَمُنْذُ ذَالِكَ يُرْزَقُ عِلْمَ الْحِكْمَةِ وَرِزْقًا عَظِيْمًا."
70 % Pikiran Sendiri
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Perjalanan
hidup manusia beragam. Namun, 70 % manusia diubah oleh pikiran sendiri.
Akibatnya, pola hidupnya berubah sejalan dengan nalar pikir yang digandrungi.”
قال الشيخ لفاف خن:
"رِحْلَةُ حَيَاةِ النَّاسِ
أَنْوَاعٌ. وَلَكِنَّ سَبْعِيْنَ حُلْوَانٍ مِنْهُ يُتَغَيَّرُ بِفِكْرِهِ.
وَالْعَاقِبَةُ, يَتَغَيَّرُ حَيَاتُهُ كَمَا يُرَادُ."
Dua Rindu
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Rindu
yang membabi-buta berasal dari syahwat. Rindu yang terkendali berasal dari
anugerah Alloh. Kendalikan diri maka rindunya hanya tertuju kepada Alloh dan
rosulNYA.”
قال الشيخ لفاف خن:
"الشَّوْقُ الْغُلُوُّ مِنَ
الشَّهْوَةِ. وَالشَّوْقُ يُمْسَكُ مِنْ فَضْلِ الله. فَامْسِكِ النَّفْسَ
فَيَقْصُدُ الشَّوْقُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ."
Kesalahan
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Kesalahan seseorang ketika mencintai
seseorang melebihi kasih-sayang Alloh. Alamatkan cinta itu teruntuk Alloh dan
rosulNYA. Kepada sesama umat, termasuk kepada lawan jenis tak lebih
kasih-sayang sebagai karunia. Lebih dari itu niscaya menimbulkan penyakit dan
merusak agama.”
قال الشيخ لفاف خن:
"خَطَأُ الْمَرْءِ إِنْ يُحِبَّ
الْمَرْءَ زَادًا عَنْ رَحْمَةِ اللهِ. أُقْصُدِ الْحُبَّ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ. وَأَمَّا إِلَى الْأَخَرِ مِنْهُ زَوْجٌ لَا يَزِيْدُ رَحْمَةً
فَضِيْلَةً. وإِنْ زَادَ فَأَظْهَرَ الْأَمْرَاضَ وَيَهْلِكُ الدِّيْنَ."
0 komentar:
Posting Komentar