Minggu, 13 Maret 2016

al-Hikamul Luthfiah 17



Wajib Memuarakan Jiwa
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Jiwa wajib dimuarakan pada iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în wa'bud Robbaka hattâ ya'tiyakal yaqîn wa innî akhofullôha Robbal 'âlamîn.”
قال الشيخ لفاف خن:
"يَجِبُ لِلنَّفْسِ أَنْ يُصَبَّ عَلَى "إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ. وَإِنِّي أَخَافُ اللهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ."
Tidak Menjadi Masalah
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Tidak menjadi masalah jikalau tidak dianggap masalah.”
قال الشيخ لفاف خن:
"لَا يَصِيْرُ الْمَسْأَلَةَ إِذَا لَا يُظَنُّ مَسْأَلَةً."
Cinta & Dzikrulloh
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Mencintai dan dicintai dasar untuk dzikrulloh. Terus meneruslah meminta ampunan kepada Alloh, sampai Alloh menerima dan meridloi. Jangan biarkan waktu berlalu sia-sia tanpa cinta, dzikrulloh, dan keserasian.”
قال الشيخ لفاف خن:
"الْمُحِبُّ وَالْمَحْبُوْبُ أُصْلٌ لِذِكْرِ اللهِ. وَاسْتَغْفِرِ اللهَ دَائِمًا حَتَّى يَقْبَلُ وَيَرْضَى. وَلَا تَسْمَحَ الْوَقْتَ يَمْشِى لَغْوًا بِلَا الْحُبِّ وَلَا ذِكْرِ اللهِ وَلَا مُوَافِقِ."
Jiwa Saling Mengikat
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Sebab eksistensi daya serasi yang terdapat di dalam jiwa manusia. Manusia yang hidup di dunia memiliki kekuatan mahabbatulloh dan daya tarik. Karena pada hakikat jiwa ditakdirkan dalam kebersatuan yang saling mengikat. Lalu, tatkala disemayamkan dalam jasmani manusia di dunia. Jiwa memiliki kecenderungan kepada yang serba materi, hingga melupakan kecerdasan irfani. Yang selalu menghubungkan antara dirinya kepada Alloh. Melalui Islam orang yang berserah diri diajar menyerap energi iman dan yakin terhadap keserba-baikan Alloh seraya didorong untuk takut hanya kepadaNYA. Ini yang disebut mengALLAH (dibaca mengALLOH).”
قال الشيخ لفاف خن:
"بِكَوْنِ طَاقَةِ الْمُوَافِقِ الَّتِى كَانَتْ فِى نَفْسِ الْإِنْسَانِ, يَعِيْشُ فِي الدُّنْيَا وَيَمْلِكُ نَشَاطَ مَحَبَّةِ اللهِ وَنَشَاطَ جَذِبٍ. لِأَنَّ حَقِيْقَةَ النَّفْسِ يُقْدَرُ فِى الْمُوَاحِدِ يُرَبِّطُ. فَإِذَا شُكَّ فِى أَبْدَانِ النَّاسِ فِي الدُّنْيَا وَهُوَ يَمْلِكُ الْمَيْلَ لِكُلِّ شَيْءٍ مَادَّةٍ حَتَّى يَنْسَى ذَكِيَّ الْعِرْفَانِي الَّذِي يَتَّصِلُ بَيْنَهُ إِلَى اللهِ. وَبِالْإِسْلَامِ الْمُسْلِمُ يُدْرَسُ أَنْ يَمْتَصَّ نَشَاطَ الْإِيْمَانِ وَيُؤْمِنُ بِجَمِيْعِ نَوَاحِى خَيْرِ اللهِ مَعَ دَفْعٍ لِيَخَافَ إِيَّاهُ. وَهَذَا يُسَمُّ إِسْتِسْلَامًا (إِقْرَأْهُ mengALLOH )."
Lupa Alloh, Lupa Diri
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Manusia yang lupa Alloh pasti lupa diri. Manusia yang lupa diri pasti sangat menyintai dunia. Inilah kecenderungan jiwa yang bersifat inderawi-materi. Yang menjadikan kecerdasan irfani lemah, bahkan hilang dari eksistensi manusia sebagai makhluk mulia. Karena secara mikrokosmos manusia menunjukkan kuasa Alloh yang Mahamulia di alam semesta.”
قال الشيخ لفاف خن:
"النَّاسُ يَنْسَى اللهَ فَنَسِيَ نَفْسَهُ. وَهُوَ نَسِيَ نَفْسَهُ فَيُحِبُّ الدُّنْيَا. وَهَذَا مَيْلُ النَّفْسِ الْحَاسَّةِ الْمَادَّةِ. الَّذَانِ يَصِيْرَانِ ضَعِيْفَ ذَكِيِّ الْعِرْفَانِي بَلِ النّفْدِ مِنْ كَوْنِ النَّاسِ بِالْمَخْلُوْقِ الْكَرِيْمِ. لِأَنَّ فِي تَحْلِيْلِ دَقِيْقٍ النَّاسُ ظَهَرَ قُدْرَةَ اللهِ الْكَرِيْمِ فِي الْعَالَمِيْنَ."
Fitroh Manusia
Asy-Syaikh Laffaf Khon berkata:
“Fitroh jiwa memiliki kecenderungan kepada yang serba indah dan serba baik. Semakin lembut kondisi jiwa seseorang niscaya jiwanya mau menyerap energi kasih-sayang dan cinta. Jiwanya mampu merasakan yang dirasakan oleh jiwa-jiwa yang lain. Sebab, setiap jiwa diciptakan dalam kebersatuan yang saling mengikat apabila mempunyai kecenderungan yang sama. Maka, tidak mengherankan jika ada jiwa yang berasih-asihan namun ada jiwa yang saling melenyapkan.”
قال الشيخ لفاف خن:
"فِطْرَةُ النَّفْسِ تَمْلِكُ الْمَيْلَ إِلَى كُلِّ جَمِيْلٍ وَ كُلِّ خَيْرٍ. كُلَّمَا لَطَفَ حَالُ نَفْسِ الْمَرْءِ فَيَمْتَصُّ نَشَاطَ الرَّحْمَةِ وَ الْمَحَبَّةِ. وَهُوَ يَشْعُرُ مَا يُشْعَرُ لِنَفْسِ الْاَخَرِ. لِأَنَّ كُلَّ النَّفْسِ خُلِقَ فِي الْمُوَاحِدَةِ الَّتِى تُرَبِّطُ إِذَا تَمْلِكُ مَيْلًا سَوَاءً. فَلَا يُعْجِبُ إِذَا كَانَتِ الْأَنْفُسُ تَتَرَحَّمُ وَلَوْ كَانَتِ أَيْضًا الْأَنْفُسُ تَتَزَوَّلُ."                                                                                          

0 komentar:

Posting Komentar